WARTABANJAR.COM – Perubahan iklim menjadi ancaman untuk Bumi yang kita tinggali pada saat ini.
Bahkan sekelas Gunung Everest tidak luput dari aktivitas yang dipicu pemanasan global itu. Didapatkan fakta, gletser di ceruk selatan (South Col Glacier) Gunung Everest, yang berdiri hampir 26.000 kaki (8.000 meter) di atas permukaan laut mencair.
Kabar ini diketahui tim peneliti perubahan iklim setelah memasang dua stasiun cuaca tertinggi di Bumi.
Dalam jurnal npj Climate and Atmospheric Science, tim ini melaporkan bahwa South Col Glacier kehilangan es kira-kira 80 kali lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan es untuk menumpuk di permukaan gletser.
Analisis inti tim menunjukkan bahwa es yang membutuhkan waktu 2.000 tahun untuk terbentuk di gletser, mencair sejak 1990-an, dan gletser saat ini kehilangan akumulasi es selama beberapa dekade setiap tahun.
“Studi ini menjawab salah satu pertanyaan besar yang diajukan oleh ekspedisi kami, apakah gletser tertinggi di planet ini dipengaruhi oleh perubahan iklim yang bersumber dari manusia. Jawabannya adalah ya, dan sangat signifikan sejak akhir 1990-an,” ujar Paul Mayewski, ahli glasiologi di University of Maine dan Direktur Institut Perubahan Iklim, dilansir dari Live Science, Selasa (8/2/2022), sebagaimana dilansir hypeabis.id.
Para ahli menyebut penurunan cepat gletser dapat berdampak serius pada gunung, dan mereka yang tinggal di dekatnya.
Es yang mencair mengakibatkan lebih banyak longsoran di Everest, atau mengekspos lebih banyak batuan dasar yang membuat medan lebih berbahaya bagi pendaki.