WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN-Ceramah Oki Setiana Dewi tentang KDRT yang dianggap aib mendapat tanggapan dari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh.
Menurutnya, adatiga hal penting dari polemik tersebut, yaitu:
- Harus membedakan antara aib dan KDRT.
- Harus melihat kondisi dari korban, kenapa korban harus bercerita.
- Bagaimana sebenarnya agama, dalam hal ini Islam, melihatnya.
Hal itu disampaikannya dalam sebuah tayangan televisi nasional, Sabtu (5/2/2022).
“Orang berbeda melihat aib. Aib itu bagaimana sesuatu yang tidak membahayakan kesehatan fisik, psikologis dari seseorang,” lanjutnya.
Dia mencontohkan yang dimaksud dengan aib, salah satunya adalah pasangan suka buang angin sembarangan.
Itu tidak membahayakan fisik dan mental.
“Tapi kalau KDRT, itu tindakan yang merusak, membahayakan kesehatan dan keselamatan korban,” sambungnya.
Sehingga, lanjut Nihayatul, harus dilihat, kenapa korban harus berbicara.
KDRT di Indonesia sudah diatur dalam UU No. 23 tahun 2004.
“Korban bercerita bukan untuk membuka aib, tapi karena untuk adalah menyelamatkan diri,” tegasnya.
Dalam Islam, menurut Nihayatul, ada tujuan dari hukum Islam, salah satunya adalah menjaga keselamatan diri, baik fisik maupun mental.
Kedua, tuturnya, korban harus bercerita untuk memutus tali kekerasan.
“Jadi ini bukan semata-mata soal hukum tapi memutus tali kekerasan. Kalau korban sudah bercerita pada orang lain berarti kondisinya dia memang butuh diselamatkan, dia tidak mampu memutus kekerasan itu,” sebutnya.
Namun, bagi sebagian perempuan, menceritakan hal yang dialami dalam rumah tangga bukan hal mudah, karena ada persoalan yang luar biasa di dalam otaknya, yang mungkin sudah dicuci otak oleh pelaku.