Banyak pemimpin asing dan kepala negara yang bertemu Raja Faisal di istana termasuk Presiden AS Richard Nixon, Presiden Mesir Anwar Sadat, Presiden Lebanon Suleiman Frangieh dan Presiden Sudan Jaafar Nimeiry. Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser adalah pengecualian yang langka, yang malah diterima di Royal Court di Istana Khuzam.
Istana Al-Hamra dibangun oleh Perusahaan Teknik Arab, yang telah membangun banyak struktur serupa di Jeddah, termasuk milik Pangeran Nawaf bin Abdulaziz dan politisi, ekonom, dan penyair Mohammed Surur Sabban.
Setelah dikembangkan oleh Boutique Group, Istana Al-Hamra akan memiliki 77 kamar, termasuk 33 suite mewah dan 44 vila mewah.
Mohammed H. Al-Ruwaili, dari Al-Sudairy Cultural Center di Jouf, menggambarkan peluncuran Boutique Group sebagai lompatan investasi peradaban, sejarah dan budaya yang akan membuka warisan dan kekayaan budaya Arab Saudi untuk dilihat dunia. dan menghargai.
Dia mengatakan proyek tersebut bertujuan untuk memanfaatkan aspek warisan Saudi yang diwakili oleh istana mewah yang terletak di alam dan sebelumnya dimiliki oleh raja dan pangeran, dengan mengubahnya menjadi tempat wisata yang dapat dinikmati pengunjung dari seluruh dunia.
Dengan halaman, taman, dan lantai yang menarik, mereka akan diubah menjadi hotel mewah kelas dunia dengan hiasan dekorasi interior dan desain arsitektur yang tak tertandingi, katanya kepada Arab News.
“Saya pikir kita berada di ambang perubahan penting dan kualitatif dalam berinvestasi dan memperkenalkan tujuan sejarah dan budaya yang memiliki nilai di negara kita,” kata Al-Ruwaili, mengacu pada fase pertama proyek Boutique Group.