Persiapan Garuda Pertiwi yang mepet itu pun “hanya” di Jakarta dan cuma beruji coba melawan klub putri lokal.
Weshley sekali lagi menyayangkan pembinaan timnas putri Indonesia yang tak berjalan maksimal.
“Ketika kita melepas tim, lihat komunikasi yang keluar dari federasi. Harusnya federasi punya komunikasi saat kita dihajar 18-0 ini,” lanjut eks Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA itu.
“Memang, bukan pertama kali kejadian (kekalahan telak di timnas putri). Singapura pernah dibantai Korea Utara 24-0, tapi itu kan tahun-tahun lalu,” tuturnya.
“Kalau bicara soal timnas putri, tahun 1970/1980-an kita sudah main di Piala Asia, meskipun pesertanya masih sedikit,” ujarnya.
“Kita masuk semifinal, kalah di perebutan tempat ketiga. Itu sudah pernah terjadi, tapi mengapa hilang begitu saja? Nggak menarik untuk dikelola, nggak ada uangnya,” ungkap Weshley. (*)
Editor: Erna Djedi