WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN-Google Trends pada 1 Desember 2021 lalu merilis grafik pencarian di Google tentang COVID-19 varian baru Omicron.
Hal itu seiring dengan merebaknya keturunan virus Corona tersebut yang awalnya munculnya di Afrika Selatan belum lama ini.
Google di Twitter menyebutkan bahwa masyarakat ramai ngepoin Omicron di mesin pencarian Google.
Pencarian itu bahkan melebihi minat keingintahuan mereka terhadap pendahulu Omicron, yaitu Delta di pekan pertama Desember 2021.
With the emergence of the #Omicron variant, people are heading to Search to find out more about this #COVID19 mutant, surpassing search interest in the #DeltaVariant this week. pic.twitter.com/2ZQvzAjnzX
— GoogleTrends (@GoogleTrends) November 30, 2021
Tak hanya itu, pada 26 November 2021 lalu, para netizen di salah satu negara Afrika Selatan, yaitu Zambia bahkan mencatat pencarian tertinggi di dunia tentang Omicron.
Seiring dengan makin maraknya wabah Omicron di sejumlah negara, Google juga merilis data grafik pencarian tentang gejala penyakit lainnya yang berhubungan dengan COVID-19, Omicron dan gangguan pernafasan lainnya di beberapa negara yaitu Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Irlandia, Singapura dan Inggris.
Para netizen di negara-negara itu, berdasarkan data yang dirilis Google pada Sabtu (4/12/2021) kebanyakan mencari gejala seperti kecemasan, asma, batuk, depresi, demam, lelah berlebihan (fatigue), sakit kepala, anosmia (kehilangan indera penciuman karena hal-hal di luar penyakit seperti adanya penyumbatan saluran pernafasan, lendir, dll), sesak nafas, nausea (mual), dan sebagainya yang berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh dan gangguan pernafasan.
As the #COVID19 pandemic continues, people are searching for the various symptoms associated with the virus.
— GoogleTrends (@GoogleTrends) December 3, 2021
Explore #COVID19 symptoms in Search by country and US states 👇https://t.co/fpv50i7wkt pic.twitter.com/IQTrky8KsS
(brs)
Editor: Yayu Fathilal