“Wahai rakyatku, jika engkau ingin menemui dan menjumpaiku. Carilah aku pada tanggal 20 bulan sepuluh (penanggalan suku Sasak) di sepanjang pantai ini setiap tahun”, ujar sang putri. Hingga sekarang, ritual adat ini masih dilakukan dan dikemas sebagai atraksi wisata yang sangat menarik bagi wisatawan. Wujud cacing laut (nyalè) ini dipercaya sebagai reinkarnasi sang putri dengan asas keadilan.
Semua rakyat bisa mendapatkannya tanpa perlu berperang memperebutkan fisik sang putri. Event Bau Nyale ini biasanya di gelar antara bulan Februari – Maret setiap tahunnya yang berlokasi di sepanjang semenanjung Pantai Kuta Lombok Tengah. (aqu)
Editor Restu