”Situasi (pandemi) yang sudah membaik ini harus kita pertahankan. Laju kasus harus terus kita tekan. Memastikan mobilitas tidak meningkat secara tajam agar laju penularan juga tidak meningkat. Tes dan tracing ditingkatkan dan diperkuat agar secara cepat kita temukan kasus positif. Semakin disiplin terapkan protokol kesehatan dan terus meningkatkan cakupan vaksinasi. Kita harus pastikan setelah libur nataru tidak terjadi lonjakan kasus,” ujar dr. Nadia
Hadir juga sebagai narasumber Mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang juga Pengamat Kesehatan Masyarakat Prof. Tjandra Yoga Aditama dan Dubes RI untuk Singapura Suryopratomo.
Prof. Tjandra Yoga Aditama menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk terus waspada mengingat umur Covid-19 yang baru dua tahun sehingga masih banyak hal yang tak terduga dari virus ini. Menurutnya, penyebab kenaikan kasus positif di banyak negara saat ini harus menjadi pelajaran bagi Indonesia.
”Ada beberapa penyebab kenaikan kasus di beberapa negara antara lain karena sekelompok masyarakat yang belum divaksinasi, efikasi vaksin menurun, dan pelonggaran mobilitas yang berkorelasi dengan naik turunnya kasus. Kita bersyukur kasus positif kita menurun sangat tajam dan bertahan lama. Tetapi kita juga harus tetap belajar dari negara-negara lain. Kita mesti tetap waspada dari sekarang,” tukasnya.
Vaksinasi memang menjadi salah satu pilar penting untuk mencegah terjadinya gelombang baru. Dubes RI untuk Singapura Suryopratomo mengungkapkan terjadinya lonjakan kasus di Singapura Sejak pertengahan Juli 2021 lalu selain kemunculan varian delta, pelanggaran protokol kesehatan, juga disebabkan masih banyaknya orang yang tidak mau divaksinasi. Terdapat sekitar 60 ribu sampai 100 ribu lansia tidak mau divaksinasi di Singapura. Padahal mereka termasuk dalam kelompok yang paling rentan.