WARTABANJAR.COM – Bisnis PCR yang melibatkan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko BUMN Erick Thohir melalui kepemilikan saham PT GSI terus bergulir.
Jika sebelumnya Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak mengambil untung dari bisnis PCR di PT GSI, Erick Thohir juga beri penjelasan.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menampik Erick terlibat dalam bisnis tes PCR. Menurutnya, isu yang menyebut Erick ikut berbisnis tes PCR adalah hal tendensius.
Menurutnya PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan penyedia tes Covid-19 yang dikaitkan dengan Erick hingga saat ini hanya melakukan 700.000 tes PCR. Angka itu hanya sekitar 2,5 persen dari total tes PCR di Indonesia yang sudah mencapai 28,4 juta.
“Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen atau 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi hanya 2,5 persen,” ujar Arya kepada media.
Dugaan praktik pejabat ikut terlibat dalam bisnis tes PCR dinilai telah mengkhianati hati rakyat. Sebab, mereka justru mengeruk untung di saat rakyat sedang menderita akibat pandemi.
“Kalau isu ini benar, sungguh menyakitkan. Sebab itu bukan saja mengkhianati sila kemanusiaan yang adil dan beradab, tapi juga seperti orang menari di atas penderitaan orang lain,” tegas anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil., Rabu (3/11).
Politisi PKS itu mengatakan bahwa seharusnya para penegak hukum memiliki hati nurani untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan tersebut agar masyarakat bisa tenang.