Sopir Keluhkan Harga Solar Bersubsidi di SPBU Lebih Tinggi dari Seharusnya

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Buntut kelangkaan BBM jenis solar dan bio solar, membuat rugi para sopir truk angkutan, yang ada di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya di daerah lingkar selatan, kota Banjarmasin.

    Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir, sopir truk terpaksa harus mengantri 3 sampai 4 hari di SPBU, untuk mendapatkan BBM jenis solar dan bio solar.

    Slamet Haryono, salah satu sopir truk yang terdampak akibat kelangkaan ini mengatakan, para sopir mengalami kerugian kalau harus mengantri berhari-hari untuk mendapatkan BBM.

    “Kalau para supir harus mengantri selama iti, berapa biaya lagi yang harus dikeluarkan, belum ongkos makan, rokok dan sebagainya, selama kami mengantri itu. Ditambah lagi kami harus bayar parkir selama mengantri itu,” ujar Slamet, kepada awak media, saat menunggu hasil mediasi, dihalaman kantor Pelindo III, Senin (1/11/2021) siang.

    “Untuk parkir itu, 30 ribu per malamnya, yang dibayarkan kepada orang yang jaga malam dikawasan tersebut,” tambah Slamet.

    Slamet juga mengungkapkan, kalau harga beli yang mereka terima saat membeli BBM di SPBU pun tidak sesuai dengan harga yang lebih ditetapkan lebih PT. Pertamina.

    “Harga sebenarnya itu Rp 5.150 per liter, tapi yang kami alami di lapangan itu bervariasi harganya tergantung dari pihak SPBU nya. Ada yang Rp 5.500, ada Rp 6.000, bahkan ada yang sampai Rp 6.500 per liter,” ungkap Slamet.

    Slamet mengaku, tidak pernah merasakan membeli BBM dengan harga subsidi yang sebenarnya.

    “Kalau kita beli BBM pasti lebih harganya, jadi semakin banyak yang kita beli semakin tinggi harga belinya,” tutur Slamet.

    Baca Juga :   Bapemperda Kalsel Soroti Perda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI