“Bayangkan dari desa karanglo tawangmangu jalan kaki sampai kampus. Masih naik dulu ke
candi sukuh trus turun lagi. Jalan kaki dari
pagi jam 8 atau 9 pagi sampai kampus jam 4 atau 5 subuh keesokan harinya”.
“Hampir 24 jam jalan kaki, berhenti cuma sebentar2 1-2 jam untuk ishoma.”
Bayangkan dari desa karanglo tawangmangu jalan kaki sampai kampus. Masih naik dulu ke candi sukuh trus turun lagi. Jalan kaki dari pagi jam 8 atau 9 pagi sampai kampus jam 4 atau 5 subuh keesokan harinya. Hampir 24 jam jalan kaki, berhenti cuma sebentar2 1-2 jam untuk ishoma.
— Novaria Putri Yudianti (@putri_yudianti) October 30, 2021
“Rasanya kaki pengen aku patahin aja biar gak usah jalan lagi dan sekalian dibawa pake ambulans. Badan rasanya udah remuk redam. Paha dalam luka karena keseringan kegesek2 celana.”
“Jam 3 atau 4 subuh sampai di bonbin jurug.
tragedi besar dimulai. Teman seangkatanku
dan nggak ngikutin rombongan lagi karena
dirasa udah deket kampus.”
“Kesalahan fatal di saat2 terakhir. Andai
waktu itu ambulans masih ada, mungkin
nyawa Rochim masih bisa selamat.”
“Akhirnya Rochim dibawa naik motor ke rumah sakit boncengan bertiga sama panitia. Dia masih gak sadarkan diri. Yang lain lanjut jalan sampai mako”.
“Pada saat itu peserta khawatir
dengan kondisi Rochim, kita cuma bisa
berdoa semoga Rochim nggak kenapa2.
Kita nggak nyangka klo barisan di Jurug jadi
barisan formasi lengkap terakhir kita
Sampai di mako bener2 pengen nangis sujud karena akhirnya sampai juga. Waktu buka sepatu, astagaaa kaki lecet2 dan banyak gelembung2 isi air. Disitu udah gak kuat jalan, klo mau gerak bener2 harus merangkak karena saking kaki gak kuat buat nopang badan.”
Rochim udah berjuang keras, udah bener2 hampir sampai garis akhir, tapi ternyata Allah lebih sayang Rochim.
— Novaria Putri Yudianti (@putri_yudianti) October 30, 2021
Rochim, selamat jalan. Semoga kamu tenang disana.
In memoriam Rochim Haritsah
.
.
.
(Foto diambil dari facebook Rochim Haritsah) pic.twitter.com/IsiFZmJLZT
“Sekitar jam 9 atau 10 peserta baru dikasih tau klo ternyata Rochim meninggal, tangis
kesedihan langsung pecah
kita nggak nyangka banget, temen yg selama 3 minggu susah seneng bareng2 harus berakhir seperti itu.”