Terlihat dilokasi, wilayah pertanian warga hanya berjarak sepandangan mata dari wilayah aktivitas pertambangan batu bara milik salah satu perusahan yang ada di Tapin. Di dekat lahan pertanian itu terlihat tanggul tambang membentang panjang dan tinggi.
Longsor itu dikatakan Nurdin sampai saat ini belum tentu berasal dari tanggul tambang itu, pihaknya akan memastikan dengan memeriksa tanggul itu.
“Rencana hari Rabu ini kami ada kunjungan (ke lokasi) bersama SKPD terkait dan perusahaan,” ujarnya.
Catatan ANTARAKALSEL, kejadian itu bermula sejak Kamis (15/7) dan bergerak perlahan melebar dan mengangkat permukaan tanah. Dikatakan warga titik awal diduga berasal dari wilayah pertambangan.
Catatan sementara Dinas Pertanian Tapin, dampak dari pergerakan tanah itu sekarang sudah merusak 18 hektar sawah, kolam mina padi 7 hektar, Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) 200 meter dan jalan usaha tani (JUT) 100 meter. Sedangkan yang terancam sawah seluas tujuh hektar dan kolam minta padi seluas delapan hektar.
Lahan itu merupakan salah satu lahan fungsional pertanian yang mampu panen dalam setahun dua sampai tiga kali. (ant)
Editor: Erna Djedi