WHO Sebut Tak Bisa Konfirmasi Kasus Infeksi COVID-19 di Korea Utara, ini Sebabnya

    “Tapi Korut belum menerima vaksin sejauh ini dari yang saya tahu,” katanya lagi.

    Sejak akhir Januari 2020, Korut segera menerapkan keadaan darurat penanggulangan pandemi.

    Ini berdampak ke berbagai hal karena diterapkan disiplin dan ketat sampai saat ini.

    Negara ini paling pertama menutup perbatasan dan menghentikan penerbangan.

    Seluruh transportasi internasional dan domestik juga dihentikan.

    “Kita sebagai WNA tidak bisa bebas, ada larangan ke luar kota,” ujarnya.

    Dalam hal protokol kesehatan, negara ini luar biasa ketat.

    Korut sudah menerapkan lockdown jauh sebelum negara lain melakukannya.

    Korut juga menerapkan dengan ketat prokes, sebagai contoh penggunaan masker.

    Semua orang di sini kalau keluar rumah harus memakai masker, bahkan ketika mengendarai mobil.

    Dari awal pandemi sudah langsung diterapkan seketat itu.

    Cek suhu tubuh dan desinfeksi setiap memasuki pertokoan, restoran, pusat perbelanjaan, ini diterapkan sampai sekarang.

    Korut juga melarang warga melakukan pertemuan atau kerumunan, awalnya dibatasi maksimal lima orang, sekarang ada pelonggaran menjadi maksimal 10 orang.

    Dengan kemunculan pandemi memang sangat berpengaruh pada aktivitas pihaknya karena pemerintah setempat menerapkan kebijakan state emergency.

    “Ini berpengaruh ke banyak hal. Sebelum pandemi, komunitas Islam di Pyongyang yang banyak diikuti staf KBRI ada sekitar 90 orang, masih bisa salat Jumat bersama. Jika lebaran, kami bisa salat Id bersama di Masjid Ar-Rahman Kedutaan Iran,” ujarnya.

    Sejak pandemi, masjid itu ditutup bahkan dibatasi.

    Baca Juga :   Pembakar Al-Quran di Swedia Tewas Ditembak di Apartemennya

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI