Selain itu, Adaro juga berpeluang mengembangkan energi hidrogen yang merupakan bahan bakar masa depan, seperti yang telah dilakukan perusahaan global, antara lain Toyota, Hyundai, dan Honda.
“Hidrogen itu sudah dikembangkan di sejumlah negara. Kami lagi lihat juga peluang pada energi hidrogen,” katanya.
Pada segmen pembangkit listrik, Adaro juga menjajaki pembangkit listrik tenaga solar, pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan pembangkit listrik tenaga angin yang pada solar panel dan pembangkit tenaga air.
Meski Boy membeberkan masuk ke industri energi hijau, Adaro tetap tidak meninggalkan semua bisnis batu bara yang selama ini menjadi tulang punggung perusahaan.
Menurut catatan, Adaro menargetkan total volume produksi batu bara pada tahun 2021 sebesar 52 juta ton sampai 54 juta ton pada tahun 2021.
Sementara itu, produksi batu bara kalori tinggi (coking coal) pada tahun 2021 ditargetkan sekitar 2,4 juta ton sampai 2,5 juta ton, meningkat dua hampir kali lipat dibanding realisasi produksi pada tahun 2020 sekitar 1,5 juta ton. (ant)
Editor: Erna Djedi