Strategi ini muncul ketika tekanan regulasi di China tumbuh pada pembuat mobil untuk memangkas emisi.
China adalah pilar utama dari strategi berbalik arah Nissan, yang melibatkan fokus pada produksi mobil yang menguntungkan untuk China, Jepang, dan Amerika Serikat, daripada memburu pertumbuhan global habis-habisan yang dikejar oleh bos yang terguling Carlos Ghosn.
Perusahaan berusaha keras untuk memangkas kapasitas produksi dan model line-up hingga seperlima serta memotong biaya tetap sebesar 300 miliar yen (2,8 miliar dollar AS).
Nissan menargetkan untuk mencapai margin laba operasi 5 persen dan pangsa pasar global yang berkelanjutan sebesar 6 persen pada akhir tahun fiskal 2023.
Belum jelas seberapa detail rencana Nissan tentang strategi di China yang akan dibagikan pada hari Senin.
Kedua sumber mengatakan Nissan masih berencana untuk mulai menerima “pre-order” di China untuk SUV listrik Ariya yang akan datang sebelum akhir tahun ini.
Nissan juga berencana meluncurkan versi hybrid “e-Power” dari mobil kompak Sylphy tahun ini dan e-Power X-Trail paling cepat tahun depan.
Seorang juru bicara perusahaan mengatakan Nissan berencana untuk memamerkan di Shanghai desain ulang crossover X-Trail, serta pengenalan teknologi hibrida bensin-listrik e-power Nissan ke China. Dia menolak berkomentar yang lainnya. (ant)
Editor: Erna Djedi