WARTABANJAR.COM, SAMPIT – Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Rinie, berharap semua pihak terkait serius dalam menangani secara komprehensif masalah prostitusi di daerah ini agar tidak semakin marak.
“Saya merasa miris melihat ini. Apalagi kami sesama kaum perempuan, tentu sangat prihatin dengan kondisi ini,” kata Rinie di Sampit, Selasa.
Praktik prostitusi terselubung diduga masih marak di Kotawaringin Timur, khususnya di Sampit.
Tidak hanya di losmen atau hotel, tetapi juga di tempat-tempat terselubung berkedok warung kopi.
Menurut politisi PDIP, kondisi ini tidak bisa dibiarkan karena membawa dampak negatif. Tidak hanya terhadap pelaku, tetapi juga moral masyarakat, khususnya generasi muda yang rawan terseret kepada tindakan terlarang itu.
Dalam sepekan ini, Rinie sudah dua kali ikut turun memantau operasi penyakit masyarakat yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja. Dia bersama Wakil Bupati Irawati dan anggota DPRD dari PDIP Modika Latifah Munawarah.
Hasil pemantauan Satuan Polisi Pamong Praja, pengelola dan perempuan yang terlibat prostitusi tersebut diduga merupakan “pemain” lama. Mereka sudah beberapa kali ditertibkan namun tidak jera dan kembali beraktivitas.
Baca juga: Polres Kotim selidiki kebakaran lahan di tiga kecamatan
Hal ini menunjukkan bahwa penanganan prostitusi tidak cukup dengan penertiban. Pemerintah juga harus mendorong para perempuan tersebut membuka usaha sendiri agar mampu mandiri secara ekonomi sehingga bisa benar-benar meninggalkan dunia hitam tersebut.