WARTABANJAR.COM – Hari ini, 4 Maret merupakan peringatan Hari Obesitas Sedunia. Kasus obesitas kian meningkat, tak terkecuali di Tanah Air. Sehingga, penting bagi masyarakat untuk mengenali pemicu dan bagaimana mengatasinya.
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD mengatakan bahwa obesitas harus dipahami sebagai penyakit kronis yang kompleks, progresif, dan dapat kambuh (muncul kembali).
“Menganggap bahwa obesitas adalah akibat kesalahan individu karena terlalu banyak asupan dan kurang berolahraga adalah kekeliruan yang umum terjadi,” kata Prof. Suastika melalui keterangan yang diterima ANTARA, Kamis.
“Pada kenyataannya, obesitas adalah berat badan berlebih yang diakibatkan oleh berbagai faktor genetik, psikologis, sosiokultural, ekonomi, dan lingkungan,” imbuhnya.
Prof. Suastika melanjutkan, begitu seseorang mengalami keadaan obesitas, keadaan ini akan menjadi masalah yang panjang, bahkan seumur hidup, dan kembalinya pertambahan berat badan umum terjadi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan bahwa kasus obesitas di Tanah Air kian meningkat.
Berdasarkan data dari Kemenkes, 1 dari 3 orang dewasa Indonesia mengalami obesitas, dan 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
“Obesitas di Indonesia melonjak dengan mengkhawatirkan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 juga menunjukkan bahwa tren masalah berat badan pada orang dewasa Indonesia telah mengalami peningkatan hampir dua kali lipat, dari 19,1 persen pada 2007 hingga 35,4 persen pada 2018. Kita harus benar-benar menekan tren peningkatan obesitas ini,” ujar dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, dalam keterangan yang diterima ANTARA, Kamis.