WARTABANJAR.COM, PELAIHARI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, mencatat sebanyak 5.753 rumah dan 19.871 jiwa terdampak banjir di daerah itu yang telah berlangsung sejak satu pekan terakhir.
“Dari sembilan kecamatan yang terdampak, Kecamatan Bati-Bati kondisinya paling parah dengan 2.218 rumah terendam dan 7.731 jiwa jadi korban banjir,” terang Kapolres Tanah Laut AKBP Cuncun Kurniadi di Pelaihari, Kamis.
Dalam dua hari terakhir ini kondisi banjir semakin parah dengan ketinggian air terus bertambah.
Tim SAR gabungan bersama relawan pun terus melakukan evakuasi penyelamatan warga yang rumahnya terendam dengan ketinggian bervariasi hingga satu meter lebih.
Selain rumah penduduk, satu jembatan penghubung Kota Pelaihari dan Pabahanan terputus lantaran tergerus banjir dan jalan pun ditutup.
Sejak Rabu kemarin, Desa Pandahan, Kecamatan Bati-Bati yang merupakan titik perbatasan Kabupaten Tanah Laut dan Kota Banjarbaru juga tertutup akses jalan akibat debit air yang terus meninggi.
Sedangkan Desa Gunung Raja, Kecamatan Tambang Ulang menuju arah Pelaihari, banjir juga semakin tinggi sehingga arus lalu lintas lumpuh total.
Termasuk di Kelurahan Angsau di Kecamatan Pelaihari juga terjadi genangan air di jalan raya.
“Kami imbau agar warga yang rumahnya terdampak banjir mengikuti anjuran petugas dan relawan untuk mengungsi. Banjir belum ada tanda-tanda surut lantaran hujan yang masih terjadi,” kata Cuncun.
Polres Tanah Laut bersama tim SAR gabungan dan relawan dibantu tim dari Polda Kalsel juga telah mendirikan dapur umum di beberapa titik serta tenda-tenda darurat bagi warga yang mengungsi ke tempat lebih aman.