WARTABANJAR.COM, CHICAGO – Harga emas berjangka melemah lagi 7,7 dolar AS menjadi 1.841,20 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang penurunan untuk hari keenam berturut-turut.
Investor memilih perlindungan relatif pada dolar AS saat sentimen risiko memudar setelah Federal Reserve AS menyatakan kekhawatiran atas lambatnya pemulihan ekonomi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, jatuh 7,7 dolar AS atau 0,42 persen menjadi ditutup pada 1.841,20 dolar AS per ounce. Sementara emas berjangka untuk pengiriman Februari ditutup 7,0 dolar AS atau 0,40 persen lebih rendah menjadi 1,837.90 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, Rabu (27/1/2021), emas berjangka merosot 6,0 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.844,90 dolar AS, setelah turun 4,3 dolar AS atau 0,23 persen menjadi 1.850,90 dolar AS pada Selasa (26/1/2021), dan menyusut satu dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.855,20 dolar AS pada Senin (25/1/2021).
“Pertemuan (Fed) kemarin tidak berdampak positif pada emas karena, sebelum dan sesudah pertemuan, dolar menguat karena dicari sebagai tempat berlindung yang aman ketika kekhawatiran lain di pasar-pasar keuangan dan itu menekan harga emas,” kata Analis Commerzbank, Daniel Briesemann.
The Fed mengatakan laju pemulihan dalam aktivitas ekonomi AS dan pekerjaan telah moderat dalam beberapa bulan terakhir, tetapi mempertahankan suku bunga acuan dan pembelian obligasi bulanan tidak berubah.
Dolar melayang di dekat level tertinggi satu minggu di sesi sebelumnya setelah aksi jual tajam di Wall Street pada Rabu (27/1/2021) dan dengan ekuitas Eropa mencapai posisi terendah satu bulan pada perdagangan Kamis pagi (28/1/2021).