WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Teteskan air mata, Halidah tak kuasa menahan tangis saat kedatangan ratusan petugas terdiri dari Satpol PP Kota Banjarbaru, TNI Polri serta dinas terkait lainnya untuk melakukan penertiban di toko yang juga dijadikannya tempat tinggal, Selasa (15/2/2022).
Dirinya berjualan sembako, tak tahu harus pindah ke mana jika ditertibkan. Pasalnya, sudah puluhan tahun menempati bangunan di eks Pasar Bauntung ini.
“Tak dapat tempat di Pasar Bauntung yang baru, sedangkan ganti rugi nilainya Cuma Rp 5 juta,” keluhnya sambil mengusap air mata.
Dirinya hingga siang masih memilih bertahan. Meski demikian, dirinya pasrah jika petugas menertibkan barang dagangannya dan perabot rumah tangganya.
Sikap senada juga ditunjukan Aman. Pria yang sehari-hari berjualan barang pecah belah menyayangkan sikap Pemko Banjarbaru yang dinilainya tidak memberikan solusi bagi warganya yang sudah menempati puluhan tahun eks Pasar Bauntung ini.
“Tidak ada kebijaksanaan untuk warga,” keluhnya.
Dirinya menempati toko sekaligus dijadikan tempat tinggal di eks Pasar Bauntung ini sejak 15 tahun lalu. Pria paruh baya ini tinggal bersama istrinya, sedangkan anak-anaknya menutunt ilmu di pondok pesantren.
Dia mengungkapkan, tempat baru yang ditawarkan atau relokasi di Pasar Bauntung yang baru hanya berukuran 3×3 meter, sedangkan nilai ganti rugi hanya Rp 5 juta. Dinilainya jauh dari kata layak.
“Kami menolak karena memang tidak sesuai,” keluhnya.