WARTABANJAR.COM, KEDIRI – Patung Macan Putih di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, yang sempat menghebohkan media sosial karena tak sesuai ekspektasi akhirnya terungkap fakta sebenarnya. Kepala Desa Balongjeruk, Safi’i, memastikan bahwa patung tersebut tidak menggunakan dana desa maupun anggaran negara.
Ia menegaskan seluruh biaya pembuatan patung bersumber dari uang pribadinya, dengan total anggaran sekitar Rp3,5 juta. Klarifikasi ini disampaikan untuk menjawab berbagai spekulasi publik yang berkembang setelah patung tersebut viral dan menuai pro-kontra.
“Ini murni dana pribadi saya, bukan dana desa,” tegas Safi’i.
Meski demikian, Safi’i mengakui hasil akhir patung memang belum sepenuhnya sesuai dengan konsep awal yang direncanakan. Ia menyebut hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi ke depan agar karya serupa bisa tampil lebih maksimal dan sesuai harapan masyarakat.
Di sisi lain, Suwari, seniman yang membuat patung tersebut, menjelaskan bahwa desain Macan Putih sengaja dibuat dengan kesan bersahabat. Tujuannya agar patung tidak terlihat menyeramkan dan justru bisa diterima oleh semua kalangan, termasuk anak-anak.
Menurut Suwari, patung tersebut terinspirasi dari legenda Macan Putih, yang dipercaya masyarakat setempat sebagai simbol penjaga desa dan perlambang kekuatan spiritual wilayah Balongjeruk. Menariknya, ia juga mengungkap pengalaman spiritual sebelum proses pengerjaan patung.
“Saya sempat bermimpi memerankan siluman Macan Putih dalam pertunjukan ludruk,” ungkapnya, yang kemudian menjadi inspirasi kuat dalam proses kreatif pembuatan patung.

