WARTABANJAR.COM, PEKANBARU – Heri tak lagi mampu membendung butiran air yang memenuhi pelupuk kedua matanya.
Seketika, kulit pipinya yang termakan usia mulai basah dengan sendirinya saat menyaksikan anak perempuannya berdiri gagah di hadapan Presiden Joko Widodo.
Bangga, haru, bahagia, bercampur aduk dalam sukacita kala melihat putri tercintanya berdiri di hadapan sosok nomor satu di Indonesia tersebut, saat pengukuhan 68 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Merdeka, Senin kemarin.
Satu dari 68 putra putri terbaik bangsa itu, tersemat nama Dwita Okta Amelia Herdian. Gadis 16 tahun itu adalah putri pasangan Heri (51) dan Nurdiana Ritonga (44).
Keduanya merupakan karyawan Perkebunan Sawit Nusantara V, unit kebun Sei Intan di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.
Tepat hari ini, 17 Agustus 2021, Dwita, begitu gadis itu akrab disapa, menyedot jutaan pasang mata seluruh rakyat Indonesia.
Ia menjadi salah satu pasukan pengibar Sang Saka Merah Putih di Istana Negara.
Kepada wartawan, karyawan Pabrik Kelapa Sawit itu mengaku tak pernah menyangka Dwita bakal menjadi perwakilan Provinsi Riau untuk ambil bagian dalam momen bersejarah tersebut.
Terlebih lagi, Dwita berasal dari SMA Negeri I Kunto Darussalam, sebuah sekolah yang awalnya jauh dari perhitungan, namun mampu mengalahkan ratusan peserta sekolah favorit nan unggulan.
“Saya mendukung. Teman-teman di kantor juga memberikan doa. Tapi tidak pernah saya berani membayangkan dia akan berada di sana. Berdiri mengibarkan bendera di Istana Merdeka,” katanya dengan mata berkaca-kaca.