WARTABANJAR.COM, PONOROGO – Sebuah peristiwa memilukan sekaligus mencengangkan terjadi di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo, Jawa Timur. Rombongan warga terpaksa memanggul keranda jenazah menyeberangi sungai berarus deras lantaran jalan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) diblokir seorang warga!
Kejadian tragis itu berlangsung pada Sabtu, 19 April 2025, saat jenazah Mulyadi (38) hendak dimakamkan di TPU Guyangan, Desa Tugurejo. Namun, niat mulia warga mengantarkan almarhum ke peristirahatan terakhir harus melewati ujian berat: menyeberangi sungai selebar 20 meter dengan arus yang cukup deras—semua karena satu alasan yang bikin geleng-geleng kepala.
Padahal, jembatan dan akses jalan menuju TPU sebenarnya tersedia. Namun, karena penolakan keras dari pemilik tanah yang berdalih mistis, jalan satu-satunya yang tersisa hanyalah melintasi sungai.
Kepala Desa Tugurejo, Siswanto, membenarkan insiden ini. Ia mengungkapkan bahwa kejadian serupa bukan kali pertama terjadi. Bahkan, pernah ada insiden jenazah jatuh ke sungai dan hanyut karena derasnya arus air.
Video prosesi pemakaman ekstrem ini pun viral dan menyulut perdebatan publik. Banyak warganet geram atas sikap tidak kooperatif si pemilik tanah dan mempertanyakan ke mana rasa kemanusiaan serta gotong royong sebagai nilai luhur bangsa.
Kini, kasus ini memicu diskusi luas soal pentingnya toleransi, empati, dan perlunya campur tangan pemerintah agar akses menuju TPU tidak lagi bergantung pada izin individu.(Wartabanjar.com/ponorogo.inews.id/kompascom/berbagai sumber)