WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Musibah banjir yang melanda Kalimantan Selatan, khususnya yang terjadi di Kota Idaman Banjarbaru disesalkan Pemerhati perkotaan dan juga pengelolaan lingkungan hidup, HE Benyamine.
Pasalnya, menurut Bang Ben, sapaan akrabnya menilai, Kecamatan Banjarbaru Selatan khususnya daerah bantaran Sungai Kemuning seharusnya tidak mengalami banjir.
“Sekarang Sungai Kemuning sudah dibeton, membuat aliran sungai semakin cepat dan sungai akan semakin cepat mengalami pendangkalan,” ucapnya pada Wartabanjar, Senin (10/2/2025) malam.
Baca Juga
Atap Bangunan SMAN 1 Bati Bati Roboh Diterpa Angin Kencang
Hal ini menurutnya, mengurangi kemampuan sungai untuk menyerap air ke tanah. Akibatnya, saat terjadi luapan, air hanya bisa melaju ke hilir.
“Sekarang, Sungai Kemuning lebih terkesan seperti irigasi buatan daripada sungai alami,” bebernya.
Terlebih, dengan dibangunnya siring ditepi sungai sudah menghilangkan titik sempadan, yang harusnya menjadi tempat parkir sementara air ketika siklus sungai meluap.
“Kapasitas sempadan sungai yang seharusnya adalah ruang ekosistem pasang surut air itu tidak ada lagi, sehingga mempersempit daya tampung sungai,” sorot Bang Ben.
Tak hanya itu, keberadaan beton tersebut kata Bang Ben juga mengurangi sumber daya flora dan fauna yang berada di tepi sungai.
Sehingga, alih-alih meredam bahaya banjir, material beton justru memperbanyak endapan di sungai.
“Seiring menumpuknya endapan, sungai akan terus mendangkal sehingga banjir lebih berisiko terjadi,” ungkap Bang Ben.