WARTABANJAR.COM – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali membuat gebrakan dengan mengancam Uni Eropa (UE) melalui kebijakan perdagangan. Trump mendesak Uni Eropa untuk meningkatkan impor minyak dan gas dari AS, atau menghadapi tarif tinggi pada berbagai ekspor mereka, termasuk mobil dan mesin.
Dalam unggahannya di Truth Social, Sabtu (21/12/2024), Trump menyatakan, “Uni Eropa harus menutup defisit perdagangan besar dengan Amerika Serikat melalui pembelian minyak dan gas kami dalam jumlah besar. Apabila tidak, akan ada tarif.”
BACA JUGA:Strategi Amazon dan Meta Perbaiki Hubungan, Siap Gelontorkan Rp 16 M untuk Pelantikan Donald Trump!
Kondisi Perdagangan dan Energi
Data pemerintah AS menunjukkan bahwa Uni Eropa adalah pembeli terbesar minyak dan gas Amerika. Namun, kapasitas ekspor energi AS saat ini telah mencapai batas maksimal. Trump berjanji akan meningkatkan produksi energi guna memenuhi permintaan Uni Eropa.
Seperti dikutip di Beritasatu.com, juru bicara Komisi Eropa menyatakan kesiapannya berdiskusi dengan pemerintahan Trump untuk memperkuat kerja sama bilateral, khususnya di sektor energi. “Uni Eropa berkomitmen untuk mengakhiri ketergantungan energi dari Rusia dan mendiversifikasi sumber pasokan kami,” ujar Komisi Eropa, dikutip dari Reuters.
Menurut Eurostat, selama kuartal pertama 2024, AS menyuplai 47% impor gas alam cair (LNG) Uni Eropa dan memenuhi 17% kebutuhan minyaknya.
Ancaman Tarif dan Dampaknya
Trump juga berencana memberlakukan tarif global sebesar 10% untuk seluruh impor, termasuk tarif 60% untuk barang asal China. Langkah ini diperkirakan akan mengganggu arus perdagangan internasional, meningkatkan biaya, dan memicu aksi balasan dari mitra dagang AS.