WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Kalimantan Selatan termasuk dalam enam provinsi yang mendapat perhatian untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Operasi pengendalian karhutla oleh BNPB di enam provinsi prioritas akan tetap berlangsung hingga November 2024.
“Ada enam provinsi prioritas yang mendapatkan penanganan karhutla. Keenam provinsi tersebut, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui pers rilis.
Muhari mengungkapkan, pemantauan citra satelit masih terdeteksi titik panas (hotspot) di salah satu provinsi, karena curah hujan belum merata.
Muhari mengatakan, diharapkan fase La Nina, terjadi mulai awal Agustus meningkatkan curah hujan 20 hingga 40% di atas normal.
Diperkirakan hujan di wilayah barat bersifat sementara dan belum merata pada pertengahan Agustus hingga awal September.
Ada kekhawatiran bahwa setelah fase tersebut berakhir, titik panas bisa kembali muncul jika tidak terus dikendalikan.
“Operasi ini diharapkan dapat berlangsung hingga kondisi cuaca benar-benar kembali normal, dengan beberapa daerah seperti Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur menetapkan status darurat karhutla hingga November,” jelasnya.
BNPB telah mengerahkan bantuan seperti armada pesawat, helikopter untuk patroli dan penyiraman air dari udara (water bombing), serta peralatan mesin pompa untuk penyiraman darat, yang telah disebar ke enam provinsi sesuai kebutuhan pemerintah daerah setempat. Penyiraman air ditargetkan pada lahan gambut dan mineral yang tidak produktif.