WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menganggap merger TikTok dan Tokopedia tak menguntungkan UMKM Indonesia. Karena nyatanya produk-produk yang dijual di dalam platform e-commerce sejak Januari 2024 tersebut masih didominasi produk impor.
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM atau Smesco Indonesia Wientor Rah Mada mengatakan, akuisisi Tokopedia oleh TikTok hanya menguntungkan para pemegang saham.
Terjadi perubahan besar dalam struktur kepemilikan Tokopedia. Platform media sosial asal China TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance, telah mengakuisisi sebagian besar saham Tokopedia. Dengan demikian, TikTok kini menjadi pemegang saham mayoritas di Tokopedia, dengan kepemilikan saham 75,01 persen.
Baca juga: Iran Siapkan Serangan ke Israel Dalam Beberapa Hari ke Depan
“Apakah negara ini mendapatkan keuntungan (dengan merger tersebut)? Tidak. Apakah UMKM mendapatkan keuntungan? Cuma ada satu program yang sampai saat ini berjalan, yaitu program Beli Lokal, tetapi isinya ada yang bukan produk lokal,” ucap Wientor dikutip Wartabanjar.com dari diskusi media di Jakarta, Selasa (06/08/2024).
Akuisisi Tokopedia oleh TikTok juga dinilai merugikan SDM Indonesia, menyusul pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 450 karyawan lokal dari perusahaan tersebut.
Pada kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kemenkop UKM, Fiki Satari, mengatakan bahwa sebelum diakuisisi oleh TikTok, Tokopedia merupakan platform e-commerce domestik terbaik yang sangat aktif mempromosikan produk-produk lokal.