WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Konflik antara Iran-Israel tentunya akan berdampak pada perekonomian global termasuk Indonesia. Karena itulah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya menjaga stabilitas keuangan untuk mengantisipasi imbas konflik kedua negara.
Konflik Iran-Israel tentunya akan menyebabkan kemerosotan nilai tukar mata uang terhadap dolar AS dan pelemahan di pasar modal. Demikian dikatakan Menko Airlangga di Jakarta, Selasa (16/04/2024).
“Di pasar keuangan kami melihat indeks dolar AS mengalami penguatan terhadap (mata uang) berbagai negara, jadi kami melihat pemerintah perlu menjaga stabilitas pasar keuangan,” kata Menko Perekonomian seperti dikutip Wartabanjar.com.
Selain konflik Iran-Israel, ia menuturkan, menguatnya indeks dolar AS juga disebabkan tingkat pengembalian (yield) obligasi dan suku bunga yang masih ditahan oleh bank sentral Amerika Serikat di angka yang tinggi atau kebijakan higher for longer.
Tingkat inflasi di Amerika Serikat pun semakin membaik, walaupun belum serendah yang diharapkan.
Baca juga: Benjamin Netanyahu Enggan Tanggapi Telepon Negara-Negara Barat Terkait Serangan Iran
Airlangga mengatakan bahwa nilai tukar rupiah masih lebih baik daripada ringgit Malaysia dan yuan China.
Namun, ia menyebut bahwa indeks nilai tukar won Korea Selatan dan bath Thailand lebih baik daripada rupiah
Ia menyatakan bahwa indeks harga saham berbagai negara juga mengalami pelemahan, termasuk Indonesia.
Meskipun begitu, Airlangga menuturkan bahwa indeks harga saham Indonesia tetap lebih baik dibanding negara-negara sejawat (peer countries) lain di kawasan Asia Tenggara.