WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Sungai Martapura jadi perhatian serius oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatam atau DLH Kalsel.
Seperti diketahui, Sungai Martapura adalah anak sungai Barito yang muaranya terletak di Kota Banjarmasin dan di hulunya berlokasi di Kabupaten Banjar.
Sungai yang memiliki panjang 600 kilometer saat ini memiliki kadar bakteri Escherichia Coli atau E-coli yang sangat tinggi. Tercatat pada bulan Agustus 2022, angka Fecal coli sungai Martapura 274 – 11.199 MPN/100ml.
Penyebabnya, banyak masyarakat yang buang air besar dan sampah rumah tangga di Sungai Martapura.
Kondisi sungai yang tercemar itu dibenarkan Kepala DLH Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana pada saat acara RTRW, Rabu (22/2/2023) kemarin.
Hal itu juga yang mendasari rencana aksi bersih-bersih sungai pada 24 Februari 2023, besok. Dilakukan di 20 titik, sepanjang Sungai Martapura hingga Banjarmasin.
“Melihat dari kejadian yang melatar belakangi lahirnya HPSN, bagaimana ketika sampah tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan korban,” jelas Hanifah Dwi Nirwana.
Apa itu E-Coli?
Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Bakteri ini umumnya tidak berbahaya. Namun, ada jenis E. coli yang menghasilkan racun dan menyebabkan diare parah.
Seperti dikutip wartabanjar.com dari Alodokter, seseorang dapat terpapar bakteri E. coli berbahaya karena mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi. Paparan E. Coli ini dapat menimbulkan gejala berupa sakit perut, diare, mual, dan muntah. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. coli ini akan berdampak lebih parah jika terjadi pada anak-anak dan lansia.
Penyebab Infeksi Bakteri Escherichia Coli
Keberadaan bakteri E. coli di dalam tubuh manusia merupakan hal yang wajar, karena bakteri ini turut berperan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Meski demikian, ada beberapa jenis bakteri E. coli yang justru berbahaya bagi kesehatan manusia, yaitu:
Shiga toxin-producing coli atau STEC/VTEC/EHEC
Enterotoxigenic coli (ETEC)
Enteropathogenic coli (EPEC)
Enteroaggregative coli (EAEC)
Enteroinvasive coli (EIEC)
Diffusely adherent coli (DAEC)
Sebagian besar diare disebabkan oleh bakteri jenis STEC. Bakteri ini memproduksi racun yang dapat merusak lapisan usus kecil sehingga menyebabkan BAB berdarah.
Pada umumnya, bakteri E. coli yang berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui:
* Makanan dan minuman yang terkontaminasi
* Bakteri coli yang berbahaya sangat mudah menular akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi.
* Kontak langsung dengan bakteri E. coli
* Lupa cuci tangan setelah memegang binatang atau sesudah buang air besar, lalu menjalin kontak dengan orang lain dapat menularkan bakteri tersebut.
* Faktor risiko infeksi E. Coli
Siapapun dapat mengalami infeksi bakteri E. coli. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit yang disebabkan bakteri E. coli, di antaranya:
Usia
– Anak-anak, ibu hamil, dan lansia lebih rentan menderita penyakit yang disebabkan oleh E. coli dan menderita komplikasi yang lebih serius.
– Sistem imun yang lemah
Orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita AIDS dan pasien yang menjalani kemoterapi, lebih rentan mengalami infeksi E. coli.
– Penurunan asam dalam perut
– Obat penurun asam lambung atau obat sakit maag, seperti esomeprazole, pantoprazole, lansoprazole, dan omeprazole, berpotensi meningkatkan risiko terjadinya infeksi E. coli.
– Gejala Infeksi Escherichia Coli
– Gejala infeksi E. coli dapat berbeda pada setiap orang. Namun, infeksi ini sering kali ditandai dengan diare, yang umumnya muncul 3-4 hari setelah terpapar bakteri.
Selain diare, gejala lain akibat infeksi E. Coli dapat berupa:
– Rasa sakit perut yang parah hingga kram
– Mual dan muntah
– Perut kembung
– Hilang nafsu makan
– Demam
– Menggigil
– Pusing
– Nyeri otot
Harus ke dokter
Beberapa infeksi E. coli dapat diobati di rumah dan dapat pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, penderita infeksi ini dianjurkan untuk segera menemui dokter apabila mengalami gejala berikut:
– Diare yang tidak membaik setelah 4 hari pada orang dewasa atau selama 2 hari pada anak-anak
– Muntah-muntah selama lebih dari 12 jam
– Muncul gejala dehidrasi, seperti menurunnya jumlah urine, sangat haus, atau pusing
– Tinja yang dikeluarkan bercampur dengan nanah atau darah (disentri).(DTM/alodokter/berbagai sumber)
Editor : DTM
Pemprov Kalsel Akui Sungai Martapura Tercemar E-coli, Apa Itu E-coli?
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com