Posisi Kecamatan Haruai yang berada tepat di bawah kawasan hutan pegunungan membuat wilayah ini menjadi titik rawan terdampak.
Aliran air keruh dari hulu dengan cepat mengalir ke Sungai Tabalong dan melintasi kawasan pemukiman padat penduduk.
“Kita tidak sekadar bicara banjir hari ini, tapi ke depannya akan berpotensi lebih parah bila tata kelola penambang tidak dirancang dengan baik,” katanya.
Dinilianya, jika tidak ada evaluasi serius terhadap aktivitas pertambangan dan pengelolaan lingkungan di wilayah hulu, maka potensi banjir akan terus berulang setiap tahun dengan dampak yang semakin besar.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Harus ada solusi konkret, mulai dari perizinan, penataan tambang, pengawasan ketat, hingga pemulihan kawasan hutan. Kalau tidak, masyarakat akan terus menjadi korban,” pungkasnya.
Ia berharap pemerintah daerah bersama pihak terkait segera mengambil langkah tegas dan terukur untuk mengatasi persoalan banjir tahunan yang kian meresahkan warga Tabalong. (wartabanjar.com/Suhardi)
Editor: Yayu

