WARTABANJAR.COM, YOGYAKARTA – Jagat maya kembali dihebohkan oleh sebuah video yang memperlihatkan sekelompok masyarakat melantunkan zikir dan kalimat tayyibah di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta. Rekaman tersebut dengan cepat menyebar luas dan memicu perdebatan publik di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak sejumlah jamaah duduk bersimpuh di salah satu sudut pelataran Candi Prambanan sambil mengumandangkan zikir. Aksi tersebut menuai beragam tanggapan dari warganet. Sebagian menilai kegiatan itu sebagai wujud kebebasan beribadah dan ekspresi spiritual, sementara lainnya menyoroti pentingnya menjaga fungsi, sejarah, dan kesakralan situs.
Perdebatan di kolom komentar pun terbelah ke dalam dua arus besar. Kelompok yang mendukung berpendapat bahwa mengingat Tuhan dapat dilakukan di mana saja, terlebih di tempat yang mencerminkan keagungan ciptaan-Nya. Mereka memandang peristiwa ini sebagai simbol spiritualitas yang inklusif dalam masyarakat majemuk.
Namun, pandangan berbeda juga mengemuka. Sejumlah warganet menekankan bahwa Candi Prambanan merupakan situs suci umat Hindu sekaligus cagar budaya dunia, sehingga pemanfaatannya perlu memperhatikan aturan, etika, dan nilai historis yang melekat pada kawasan tersebut.
Fenomena ini dinilai membutuhkan sikap bijak dan sudut pandang yang proporsional. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai toleransi, peristiwa ini menjadi pengingat penting akan batas antara ekspresi keagamaan personal dan penghormatan terhadap identitas serta sakralitas situs bersejarah.