WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Hari Ibu 22 Desember bukan hanya sekadar peringatan, tapi momentum menghidupkan semangat perjuangan perempuan Indonesia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menggelar Musyawarah Ibu Bangsa untuk wujudkan Indonesia Emas 2045 yang adil dan setara.
“Musyawarah Ibu Bangsa merupakan kolaborasi antara Kemen PPPA dengan Koalisi Perempuan Parlemen RI (KPPRI) dan MPR RI. Tujuan kita adalah menyatukan organisasi gerakan perempuan Indonesia yang selama ini berjalan masing-masing dan bergerak di berbagai isu. Melalui Musyawarah Ibu Bangsa, kita ingin menyatukan semua jadi satu yang berfokus pada 12 isu seperti pencegahan kekerasan, ekonomi perempuan, kesehatan perempuan dan berbagai isu lainnya. Kita bergerak bersama dengan target yang akan ditentukan secara kolektif. Nantinya, kita juga akan mengadakan evaluasi enam sampai 12 bulan lagi, terkait apa yang sudah dilakukan, apa kendalanya, dan kita cari solusi bersama,” kata Menteri PPPA Arifah Fauzi, di Jakarta, Senin (22/12).
Menteri PPPA menyampaikan, Musyawarah Ibu Bangsa diharapkan bisa menghidupkan kembali semangat Kongres Perempuan 1928 dan menjadi menjadi motor penggerak kerja nyata gerakan perempuan Indonesia.
“97 (sembilan puluh tujuh) tahun setelah Kongres Perempuan Tahun 1928 berlalu, kini perempuan Indonesia sudah memiliki akses, partisipasi, kontrol dan telah memperoleh manfaat dari hasil pembangunan lebih baik. Jika pada masa lalu perempuan lebih banyak menganbul peran domestik yang hanya berada di dalam rumah, perempuan masa kini memiliki berbagai profesi di luar rumah. Hal ini menjadi indikasi adanya perkembangan positif dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender,” tegas Menteri PPPA.

