WARTABANJAR.COM, PARINGIN – Setiap kali bencana melanda, kerusakan bangunan dan kerugian harta benda biasanya langsung terlihat. Namun ada sisi lain yang kerap terabaikan, yakni luka psikologis para korban.
Menyadari hal itu, BPBD Balangan memberikan pembekalan khusus kepada Tim Reaksi Cepat (TRC) agar mereka tak hanya tangguh dalam penanganan teknis di lapangan, tetapi juga mampu mendampingi masyarakat yang mengalami trauma.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Balangan, Sairil Fajeri, menjelaskan bahwa kehadiran TRC di tengah masyarakat tidak cukup hanya untuk mengatur evakuasi atau distribusi logistik.
Baca Juga 9 Bangunan di Desa Palimbangan Gusti HSU Terbakar, 6 di Antaranya Hangus 100 Persen
Mereka juga dituntut bisa membantu korban agar kembali merasa aman, tenang, dan mampu menata hidup setelah bencana.
“Bencana itu tidak hanya merusak fisik, tapi juga meninggalkan luka batin. TRC harus dibekali cara mendampingi masyarakat supaya tidak larut dalam trauma,” ujarnya.
Dalam pembekalan ini, para anggota TRC belajar teknik dasar dukungan psikologis, seperti bagaimana memberikan rasa aman, cara berkomunikasi dengan korban, hingga upaya mencegah dampak trauma berkembang menjadi masalah mental yang lebih berat.
Selain itu, mereka juga diperkenalkan dengan pendekatan untuk memperkuat ikatan sosial di komunitas terdampak, misalnya lewat diskusi kelompok atau kegiatan bersama. Upaya ini diharapkan mampu mengurangi rasa kesepian dan menumbuhkan kembali semangat kolektif. (Wartabanjar.com/Alfi)