WARTABANJAR.COM, TANJUNG – Kabupaten Tabalong kembali mencatat prestasi gemilang. Program Tabalong Smart yang digagas Bupati H M Noor Rifani terbukti mampu menjaga inflasi tetap stabil dan terkendali, bahkan menjadi salah satu yang terendah di Kalimantan Selatan.
Hal ini disampaikan Jelita Anggraini, Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Setda Tabalong, usai kegiatan High Level Meeting di Aston Hotel Tanjung. Menurutnya, strategi pengendalian inflasi yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), TP2DD, dan TPKAD selaras dengan tujuh program unggulan Tabalong Smart.
Ada dua faktor utama yang membuat inflasi Tabalong terkendali:
Kredit Tabalong Smart dengan bunga 0 persen – ditujukan bagi petani dan pelaku UMKM. Pinjaman Rp30 juta untuk petani dan Rp50 juta untuk UMKM ini terbukti diminati serta mampu menciptakan iklim usaha sehat.
Kolaborasi bawang merah – kerja sama pengadaan dengan Pemkab Probolinggo, Jawa Timur, serta penanaman lokal oleh petani Tabalong membuat pasokan bawang stabil dan harga lebih terkendali.
“Inflasi kita paling rendah dibanding kabupaten lain. Misalnya HST yang melonjak dari 1 persen menjadi di atas 3 persen, sementara Tabalong tetap stabil di kisaran 3 persen. Bahkan Agustus kemarin kita hanya 2,9 persen,” beber Jelita.
Kerja sama bawang merah ini bahkan memengaruhi harga di Banjarmasin. Harga yang sebelumnya lebih tinggi kini ikut turun karena pedagang menyesuaikan dengan harga Tabalong.
“Di Tabalong Rp45 ribu per kilogram, akhirnya pedagang Banjarmasin menekan harga jadi Rp44 ribu per kilogram,” jelasnya.