WARTABANJAR.COM, MALANG – Sebuah momen yang seharusnya meriah berubah ricuh. Karnaval di kawasan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu siang (13/7/2025) berujung bentrok antara warga dan peserta iring-iringan, gara-gara satu hal yang terus jadi polemik: sound horeg!
Video kericuhan itu viral di media sosial, memperlihatkan cekcok panas yang dipicu oleh permintaan seorang warga agar volume sound system dikecilkan. Alasannya? Di sekitar lokasi ada bayi dan warga yang sedang sakit.
Alih-alih dipahami, permintaan tersebut memicu kemarahan peserta karnaval. Suasana cepat memanas hingga nyaris terjadi adu fisik.
Sound Horeg Kembali Jadi Biang Keributan
Fenomena “sound horeg” — istilah populer untuk sound system berdaya super besar yang dipakai dalam iring-iringan—kembali menuai kontroversi. Suara yang memekakkan telinga sering dikeluhkan warga, terutama di kawasan padat penduduk. Tapi sebaliknya, para penggunanya justru ngotot dan merasa ‘paling berhak’ bersuara keras.
Netizen: “SDM Rendah, Gak Punya Empati!”
Komentar pedas dan geram langsung membanjiri media sosial:
“Sound horeg = primitif!”
“SDM rendah memang beda, empati nol.”
“Sudah benar diharamkan. Kalau maksa, pindah warga negara aja ke Prindavan!”
“Musnahkan sound horeg!”
“Ngaji ditolak, sound keras diterima. Ini negeri apa?”
Tak sedikit pula warganet yang meminta pemerintah daerah tegas menertibkan penggunaan sound system berlebihan yang mengganggu ketertiban dan kenyamanan umum.