Anang Tato mengakui bahwa para pemilik warung telah mengetahui risiko ini.
“Yang nyata dulu kita rundingkan kalau nya memang yang bewarungan itu handak (ingin) di situ aja ya di situ aja, cuma resikonya kan sudah tau.”
Meski demikian, ia memperkirakan kerugian per warung akibat kerusakan fisik mencapai sekitar Rp 2,5 juta.
“Kalau warung dalam sebuah warung sekitar 2 juta setengah mungkin. Warung aja yg terkena dampak jadi jualan nya sempat di selamatkan.”
Menariknya, musibah banjir ini juga membawa kabar baik terkait perbaikan infrastruktur.
Bupati Tanah Laut disebut-benar telah melihat langsung kondisi di Pemandian Batuah.
“Di pemandian Batuah dibari siring lagi, bahkan itu sudah disampaikan Pak Bupati mengenai infrastruktur harus dibenahi,” ungkap Hadran, mengindikasikan adanya harapan perbaikan tanggul atau siring di masa mendatang.
Meski baru saja terendam, aktivitas di Pemandian Batuah sudah mulai berangsur normal. Sahriansyah menyatakan bahwa lokasi sudah kembali dibuka.
“Sudah buka siapa aja, untuk pengunjung kalau mandi-mandi, sudah mulai aman,” katanya. Sahriansyah juga menambahkan bahwa banjir sebesar ini terakhir kali terjadi delapan tahun lalu.
“Tahun dulu 8 tahun sebelumnya pernah juga, baru ini lagi,” tutupnya, menunjukkan bahwa banjir kali ini merupakan kejadian yang tidak sering terjadi di lokasi tersebut, meski Desa Sungai Bakar sendiri langganan banjir akibat masalah jembatan sempit. (Gazali)
Editor Restu