WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menegaskan pentingnya pembangunan sumber daya manusia, khususnya bagi perempuan dan anak, dengan memperhatikan aspek budaya dan sosial. Hal ini disampaikannya dalam rangkaian acara Hadeging Kadipaten Pakualaman ke-213 di Yogyakarta, Sabtu (22/6). Menurutnya, pemenuhan hak kelompok rentan tidak bisa dilepaskan dari kesadaran masyarakat serta kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang lebih inklusif dan bebas dari kekerasan.
Dalam kegiatan bertema Dharma Mulyarja tersebut, Menteri Arifah menyoroti makna penting dari kegiatan “Melampah Guyub” yang menjadi simbol kebersamaan antara pemimpin dan warga. “Acara seperti ini tidak hanya mempererat persaudaraan, tapi juga menjadi wadah untuk mengenalkan nilai-nilai budaya luhur kepada generasi muda. Budaya harus menjadi bagian dari pembangunan yang responsif gender dan ramah anak,” ujar Menteri Arifah. Ia menegaskan bahwa membangun lingkungan yang aman dan mendukung bagi perempuan dan anak harus menjadi tanggung jawab bersama.

Selain membawa pesan budaya, rangkaian kegiatan Hadeging Kadipaten Pakualaman juga memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Beberapa di antaranya adalah sosialisasi gizi sehat untuk balita, serta pentingnya kesehatan ibu hamil. Menurut Menteri PPPA, peningkatan pemahaman keluarga dalam aspek kesehatan adalah investasi penting untuk masa depan. “Kalau ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing, keluarga harus menjadi lingkungan yang suportif dan positif,” tambahnya.