WARTABANJAR.COM, YOGYAKARTA – Kasus dugaan penganiayaan santri asal Tabalong, Kalimantan Selatan yang terjadi di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, terus menjadi sorotan publik. Menanggapi kejadian ini, Gus Miftah — pengasuh ponpes sekaligus tokoh publik nasional — akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
Permintaan maaf tersebut disampaikan melalui kuasa hukumnya, Adi Susanto, mewakili Gus Miftah yang kala kejadian sedang menunaikan ibadah umrah.
“Musibah ini benar-benar menjadi pukulan berat bagi kami. Atas nama yayasan, Abah (Gus Miftah) menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya,” ujar Adi kepada awak media, Sabtu (31/5/2025).
BACA JUGA:SADIS! Santri dari Tabalong Disekap, Disetrum, dan Dipukuli di Ponpes Gus Miftah: 13 Jadi Tersangka!
Saat Kejadian, Gus Miftah Sedang Umrah
Adi menegaskan bahwa Gus Miftah tidak berada di lokasi saat kejadian karena sedang menunaikan ibadah umrah.
“Perlu diketahui, saat insiden itu terjadi, Abah sedang di Tanah Suci. Jadi tidak ada di ponpes,” katanya.
Ia menambahkan, dalam kasus ini pondok pesantren hanya bertindak sebagai mediator, bukan pihak yang terlibat langsung dalam peristiwa kekerasan tersebut.
“Kami hanya memfasilitasi komunikasi antar-pihak. Tidak lebih dari itu,” tegas Adi.
Pihak Ponpes: Ini Murni Antar-Santri, Bukan Pengurus
Yayasan Ponpes Ora Aji menekankan bahwa insiden berdarah ini bukan melibatkan pengurus, melainkan murni terjadi antar-santri.
“Peristiwa ini murni antara santri dan santri. Tidak ada keterlibatan pengurus pondok,” ujar Adi.

