WARTABANJAR.COM, NEW YORK – Geger pembelakuan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, belum lah reda.
Negara-negara di dunia yang terdampak akibat kebijakan ini,
Tarif resiprokal yang diumumkan Presiden AS Donald Trump diduga merupakan buatan Artificial Intelligence (AI).
Hal tersebut terungkap dengan perhitungan sederhana yang dilakukan oleh ekonom James Surowiecki dan laman The Verge.
The Verge melaporkan angka tarif baru itu berasal dari perhitungan yang disederhanakan dari chatbot AI.
Menurut laporan itu, tim Trump perlu menggunakannya karena formulasi harus dilakukan dalam waktu singkat.
Sementara itu, Surowiecki mengatakan seseorang bisa membuat angka yang sama seperti perhitungan Gedung Putih.
Caranya dengan mengambil defisit perdagangan suatu negara dengan AS. Berikutnya hasil angka itu membaginya dengan total ekspor ke AS.
“Bagi dua angka tersebut, dan Anda akan mendapatkan tarif timbal balik diskon yang siap digunakan,” jelasn dia.
Media AS Politico juga mengindikasikan dugaan serupa.
Sejumlah pengguna X mencoba melakukan hal serupa.
Mereka melakukan percobaan dengan meminta pada sejumlah chatbot yakni ChatGPT, Gemini, Claude, dan Grok.
Perhitungannya dengan memecahkan defisit perdagangan dan menempatkan AS pada level yang sama, dengan rumus yang dihasilkan chatbot sama, yakni defisit dibagi ekspor.
Namun, Gedung Putih membantah klaim tersebut. Pihak pemerintah menyebutkan akan mempublikasikan rumus yang digunakan.