Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kegundahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan Dia (Allah) akan memberikan rezeki untuknya dari jalan yang tidak terduga,” (HR Imam Tirmidzi)
Sementara, dalam keterangan lain disebutkan bahwa kalimat istighfar bisa menjadi sebab terbaik datangnya ampunan Allah.
Terlebih lagi tatkala istighfar dibaca pada saat sedang berpuasa, sebab doanya orang yang berpuasa itu mustajab di dua tempat, yakni pada saat sedang berpuasa dan ketika ia sedang berbuka.
وَأَمَّا كَلِمَةُ الْإِسْتِغْفَار، فَمِن أَعْظَمِ أَسْبَابِ الْمَغْفِرَةِ، فَإِنَّ الْإِسْتِغْفَارُ دُعَاءٌ بِالْمَغْفِرَةِ، وَدُعَاءُ الصَّائِمِ مُسْتَجَابٌ فِى حَالِ صِيَامِهِ، وَعِنْدَ فِطْرِهِ
Artinya, “Adapun kalimat istighfar, maka ia termasuk sebab yang paling besar datangnya ampunan, karena istighfar adalah doa memohon ampunan, dan doa orang yang berpuasa itu dikabulkan ketika ia berpuasa dan ketika ia berbuka,” (Ibnu Rajab al-Hanbaly, Latha`iful Ma’arif, [Beirut, Dar Ibn Katsir], halaman 383)
Masih dalam keterangan yang sama, Khalifah Umar bin Abdul Aziz dikatakan memerintahkan untuk memperbanyak membaca istighfar di akhir Ramadhan.
كَتَبَ عُمَرُ بْنِ عَبْدِ العَزِيْزِ إِلَى الْأَمْصَار يَأْمُرُهُمْ بِخَتْمِ شَهْرِ رَمَضَانَ بِالْإِسْتِغْفَارِ وَالصَّدَقَةِ،صَدَقَة الفطرِ؛ فَإِنَّ صَدَقَةَ الْفِطْرِ طُهْرَةٌ لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. وَالْإِسْتِغْفَارُ يُرْقَعُ مَا تَخَرَّقَ مِنَ الصِّيَامِ بِاللَّغْوِ وَالرَّفَثِ؛ وَلِهَذَا قَالَ بَعْضُ العُلَمَاءِ الْمُتَقَدِّمِيْنَ: إِنَّ صَدَقَةَ الْفِطْرِ لِلصَّائِمِ كَسَجْدَتَيِ السَّهْوِ لِلصَّلَاةِ