WARTABANJAR.COM – Kebakaran besar yang melanda Los Angeles dan Hollywood, Amerika Serikat, telah memicu berbagai spekulasi, termasuk dari perspektif teologis. Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Mukhlis, membahas fenomena ini dalam acara Tarjih Menjawab pada Rabu (12/03/2025), mengupas apakah bencana tersebut bisa dikategorikan sebagai azab atau merupakan bagian dari sunnatullah.
Kebakaran: Fenomena Alam atau Azab?
Mukhlis seperti dikutip di situs @muhammadiyah.or.id, memulai dengan menjelaskan dua sudut pandang utama dalam memahami bencana. Dari sisi ilmiah, kebakaran di Los Angeles dapat terjadi akibat perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan ekstrem, membuat vegetasi mudah terbakar. “Ketika kondisi kering, kebakaran lebih mungkin terjadi, itu adalah hukum alam,” ujarnya.
Namun, dari sisi psikologi manusia dan perspektif agama, Mukhlis mengakui bahwa ada kecenderungan sebagian orang mengaitkan musibah dengan balasan atas tindakan suatu negara. Amerika, yang dikenal mendukung Israel dalam konflik Palestina, kerap menjadi sorotan. “Beberapa orang mungkin berpikir ini sebagai bentuk keadilan ilahi, bahwa musibah ini adalah balasan,” kata Mukhlis. Namun, ia mengingatkan agar umat Islam tidak terburu-buru dalam menafsirkan kejadian sebagai hukuman langsung dari Allah.
BACA JUGA:Tausiah Abah Guru Sekumpul : Usahakan Sholat Berjamaah di Malam Nisfu Syakban
Azab dalam Islam: Ujian atau Hukuman?
Mukhlis menjelaskan bahwa dalam bahasa Arab, azab berarti sesuatu yang menyakitkan atau membawa penderitaan. Namun, Islam tidak serta-merta mengartikan setiap musibah sebagai hukuman dari Allah. Ia merujuk pada hadis Nabi Muhammad SAW dalam riwayat Imam Bukhari yang menyebut bahwa perjalanan (safar) adalah bagian dari azab kecil karena membawa ketidaknyamanan.