“Benar-benar janji palsu. Awalnya dijanjikan motor pribadi, tapi saat HKN justru motor dinas yang diberikan. Lebih parah lagi, motor itu langsung diambil kembali setelah diserahkan,” keluhnya.
Harapan yang Pupus
Kekecewaan Rusmiati semakin mendalam karena teman sejawatnya sudah mengetahui dirinya menerima hadiah tersebut. Penarikan motor dinas ini membuat Rusmiati merasa malu, apalagi pemberian motor sebelumnya dilakukan dengan seremoni resmi.
Kisah Rusmiati menjadi gambaran betapa pentingnya konsistensi pemerintah dalam menghargai prestasi tenaga kesehatan yang sudah mengharumkan nama daerah. Kini, Rusmiati hanya bisa berharap janji motor tersebut benar-benar direalisasikan.(Wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor: nur muhammad