WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Libur sekolah selama bulan puasa Ramadhan menjadi salah satu sorotan, karena sering menimbulkan pro kontra.
Tahun ini, wacana itu kembali mengemuka.
Wacana libur sekolah selama satu bulan penuh pada Ramadhan disampaikan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.
Wacana yang disampaikan Menag ini pun menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Wacana libur sekolah selama Ramadhan ini mendapat respons dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Baca juga:Catat! Tilang Sistem Poin Mulai Diberlakukan, Sanksinya Penyitaan Hingga Pencabutan SIM
Ia menyarankan pemerintah agar mempertimbangkan model libur selama Ramadhan bagi anak sekolah.
Menurutnya, libur yang diberikan harus direncanakan secara matang supaya memberikan manfaat yang maksimal bagi anak.
Gus Yahya juga menyoroti siswa non-Muslim saat Ramadhan tiba yang tidak ada singgungannya sama sekali dengan kegiatan belajar.
“Ramadhan itu digunakan untuk apa bagi anak-anak sekolah ini? Apalagi kalau kita lihat anak-anak sekolah yang non-Muslim, apakah mereka juga libur? Nah, kalau ikut libur, untuk apa? Ini juga harus dipikirkan,” ujarnya di Kantor PBNU Jakarta, Jumat (3/1/2025).
“Libur bukan hanya soal ada libur atau tidak, tetapi libur untuk apa? Ini yang harus dirancang modelnya. Suka atau tidak suka, saya lihat selama ini belum ada model yang baik untuk diterapkan,” tambahnya. (ernawati)
Editor: Erna Djedi