WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Banjarmasin mencatat lonjakan signifikan sepanjang 2024, terutama pada bulan Juni dan Juli. Fenomena ini menjadi sorotan, mengingat kedua bulan tersebut bertepatan dengan masa libur sekolah.
Menurut data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin, hingga akhir 2024 tercatat 175 kasus kekerasan yang ditangani. Angka ini naik dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 157 kasus.
BACA JUGA:Kasus Kekerasan Seksual Mandeg Selama 6 Tahun, Komisi III DPR RI Ajukan Rekomendasi
“Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan kami dalam mendeteksi, menjangkau, dan menangani laporan kekerasan,” ungkap Kepala DP3A Kota Banjarmasin, M. Ramadan, Selasa (31/12/2024).
Lonjakan Kasus di Libur Sekolah
Fakta menarik, lonjakan laporan terjadi pada bulan Juni dan Juli, yang diduga berkaitan dengan masa liburan sekolah. “Kami sering melihat peningkatan kasus pada bulan-bulan tersebut,” jelas Ramadan.
Sebagian besar kasus yang dilaporkan melibatkan kekerasan fisik dan psikis terhadap perempuan dan anak.
DP3A mengimbau orang tua untuk lebih waspada dan memperketat pengawasan terhadap anak-anak selama libur sekolah.
“Kami berharap orang tua lebih menjaga anak-anak mereka, terutama saat liburan, untuk menghindari potensi kasus kekerasan,” tambahnya.
Optimis Raih Predikat KLA Utama
Meskipun kasus kekerasan meningkat, Ramadan tetap optimis hal ini tidak akan memengaruhi status Banjarmasin sebagai Kota Layak Anak (KLA). Penanganan kasus kekerasan justru menjadi salah satu indikator penting dalam penilaian KLA.