Respons Presiden Joe Biden
Tragedi ini memicu reaksi keras dari Presiden AS Joe Biden. Ia kembali menegaskan pentingnya pengaturan senjata yang lebih ketat di AS.
“Kita tidak boleh menerima kekerasan senjata sebagai hal yang normal. Kongres harus bertindak sekarang untuk melindungi anak-anak kita,” tegas Biden dalam pernyataannya.
Data dari Gun Violence Archive (GVA) mencatat setidaknya ada 487 penembakan massal sepanjang tahun 2024. Jumlah korban tewas akibat kekerasan senjata api mencapai 16.012 orang, tidak termasuk kasus bunuh diri.
Pelaku Penembakan Perempuan, Kasus Langka
Penembakan yang melibatkan pelaku perempuan di sekolah tergolong sangat jarang. Menurut David Riedman, pendiri K-12 School Shooting Database, kasus seperti ini hanya terjadi empat kali dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
Tragedi ini terjadi di tengah persiapan liburan Natal, menambah kedukaan bagi komunitas sekolah Kristen tersebut yang memiliki sekitar 400 siswa. Direktur hubungan sekolah, Barbara Wiers, menyatakan belum ada keputusan terkait operasional sekolah sebelum akhir tahun.
“Kami sangat terpukul dan akan fokus pada pemulihan para siswa serta keluarga korban,” ujarnya.
Tragedi Penembakan: Isyarat Krisis Senjata di AS
Penembakan sekolah di AS kini telah menjadi momok yang terus menghantui. Insiden ini kembali menjadi pengingat keras tentang perlunya tindakan konkret untuk menangani krisis kekerasan senjata di Negeri Paman Sam.
“Kita harus bersatu melawan kekerasan senjata. Ini bukan sekadar tragedi, ini alarm untuk segera bertindak,” pungkas Kepala Polisi Barnes.(Wartabanjar.com/berbagai sumber)