WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan pada perdagangan Jumat (25/10/2024). Kondisi itu terjadi di tengah aktivitas bisnis Amerika Serikat (AS) yang membaik.
Pada akhir perdagangan, kurs rupiah merosot 63 poin atau 0,40 persen menjadi Rp15.647 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.584 per dolar AS.
“Aktivitas bisnis yang ditunjukkan oleh PMI AS membaik, dengan sektor jasa mencatat ekspansi dan manufaktur tetap terkontraksi,” kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva seperti dikutip Wartabanjar.com dari Antara.
Baca juga: Pilih Kursi pada Pesawat Garuda di Atas 48 Jam Akan Dikenai Biaya
S&P Global US Manufacturing PMI naik menjadi 47,8 pada Oktober 2024, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 47,5 dan periode sebelumnya sebesar 47,3. S&P Global US Services PMI juga meningkat menjadi 55,3 dari 55,2.
Klaim pengangguran mingguan di AS turun tajam, dengan jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun sebesar 15.000 menjadi 227.000, lebih baik dari ekspektasi ekonom.
Taufan menuturkan penurunan itu mencerminkan kekuatan pasar tenaga kerja, meskipun masih dipengaruhi oleh gangguan akibat bencana alam seperti Badai Milton.
Baca juga: CSIS Respons Positif Kabinet Prabowo: Kementerian/Lembaga Punya Portofolio Lebih Khusus
Namun, di sisi lain, muncul ketidakpastian terkait pasar tenaga kerja. Hal itu akibat pemogokan besar-besaran oleh 33 ribu pekerja Boeing, yang memperburuk data tenaga kerja.
Dengan inflasi yang terkendali dan ekspektasi kuat akan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve sebesar 25 basis poin pada pertemuan November 2024, pasar mulai memposisikan diri untuk pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.