“Kita harus ambil sisi positifnya. Arsitek lokal bisa belajar dari pengalaman mereka. Seminar ini menjadi sarana bertukar pikiran dan meningkatkan kualitas arsitek kita,” kata Aji.
Sementara Benny Dhanio, Ketua Dewan Majelis Kehormatan Arsitek Provinsi Kaltim menambahkan, arsitek lokal memiliki peran penting sebagai filter bagi arsitek dari luar Kaltim.
“Arsitek lokal lebih memahami kondisi geografis dan lingkungan Kalimantan Timur. Misalnya, kondisi tanah dan kelembaban udara di IKN,” kata Benny.
Ia juga menyoroti perbedaan karakteristik tanah di Kaltim dibandingkan Jawa. Karena itulah pondasi bangunan membutuhkan biaya lebih besar karena perbedaan kondisi tanah dengan di Jawa.
“Biaya pondasi di Kaltim bisa mencapai 30-40 persen dari total biaya pembangunan, berbeda dengan di Jawa yang hanya sekitar 20 persen,” ungkapnya.
Benny juga menekankan pentingnya kode etik dalam praktik profesi arsitek. Kode etik melingkupi tanggung jawab arsitek terhadap masyarakat, sesama profesi, dan peningkatan kompetensi diri.
Baca juga: Big Match Serie A Juventus vs Lazio Malam Ini: Saling Lempar Pujian
“Kode etik menuntun arsitek untuk bekerja secara profesional dan jujur,” kata Benny. (Sidik Purwoko)