“Kami merasa dihargai dan diberdayakan. Dengan keterampilan ini, saya tidak lagi hanya mengandalkan bantuan orang lain, tetapi bisa mandiri dan percaya diri untuk memulai usaha sendiri,” ujarnya bangga.
Menurutnya, sertifikasi yang diperoleh menjadi bekal membuka praktik pijat profesional.
“Dengan adanya sertifikasi, saya merasa diakui secara profesional. Ini memberikan saya rasa percaya diri dan lebih semangat lagi,” tambahnya.
Peserta lain, Rahmat (35), merasa program tersebut membuka jalan baru baginya. Sebelumnya, ia merasa terbatas dalam pilihan karier, tetapi kini melihat masa depan lebih cerah.
“Dulu saya tidak tahu apa yang bisa saya lakukan untuk membantu keluarga. Dengan adanya kegiatan ini, saya mendapatkan keterampilan yang menjadi salah satu ladang rezeki untuk keluarga. Semoga kegiatan ini berkah dan menjadi ladang jariyah untuk perusahaan,” kata Rahmat.
Baca juga: Usai Bintangi Love Next Door, Jung Hae In Dikabarkan Telah Ditawari Bermain di Drama Jepang
Kiki M. Hikmat menambahkan, Program PIJAR selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama poin pertama, yaitu menghapus kemiskinan; poin kedelapan, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; serta poin kesepuluh, yakni mengurangi ketimpangan.
Pihaknya berharap, kesuksesan program ini dapat diperluas ke wilayah lain agar lebih banyak penyandang tuna netra bisa merasakan manfaatnya. SPSL juga ingin menginspirasi perusahaan lain untuk aktif mendukung inklusi sosial bagi penyandang disabilitas di Indonesia.