“Seruan cepat baru akan diluncurkan besok, Selasa, yang akan berfungsi untuk memobilisasi sumber daya tambahan bagi Lebanon guna memenuhi kebutuhan sekitar satu juta orang yang terkena dampak krisis yang semakin meningkat,” katanya.
Dia menambahkan bahwa sumber daya tambahan itu juga akan digunakan untuk memenuhi mereka yang melakukan eksodus massal dari Lebanon selatan, di sepanjang perbatasan dengan Israel.
Ketika ditanya apakah PBB akan meminta Israel untuk menahan diri dari serangan darat, Dujarric berkata: “Sekretaris Jenderal telah meminta hal tersebut dan akan terus melakukannya. Kami tidak ingin melihat segala bentuk invasi darat.”
Sejak 23 September, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di seluruh Lebanon, menewaskan lebih dari 900 orang dan melukai lebih dari 2.700 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Beberapa komandan Hizbullah telah meninggal dunia dalam serangan Israel, termasuk pemimpinnya Hassan Nasrallah.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, Kamis (26/9), mengatakan bahwa Tel Aviv hanya akan menerima gencatan senjata di Lebanon jika HIzbullah didorong menjauh perbatasan ke utara Sungai Litani dan dilucuti senjatanya.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, menewaskan hampir 41.600 orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.