Putaran Pertama Pemilu Presiden Iran, Hanya 40% Pemilih Berpartisipasi

    Angka itu jauh di bawah perolehan suara Raisi yang hampir mencapai 18 juta suara pada pemilu 2021.

    Dari 61 juta pemilih yang memenuhi syarat, hanya sekitar 40 persen yang memberikan suara. Hal ini menandai rekor jumlah pemilih yang rendah di negara ini karena sebagian orang sudah kehilangan kepercayaan terhadap proses tersebut. Lebih dari 1 juta surat suara rusak.

    Baca juga: Pesta Rakyat Hari Bhayangkara di Monas Hadirkan Deretan Penyanyi Top dan Stan Makanan Gratis

    Bagi Vaez, penurunan jumlah pemilih, dari sekitar 49 persen pada tahun 2021, merupakan “hal yang sangat memalukan bagi para pemimpin” di Iran, di mana kekuasaan politik tertinggi berada di tangan pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei.

    Komentator politik Mohammed Reza Manafi mengatakan kepemimpinan Pezeshkian mencerminkan dorongan untuk “perubahan mendasar” mengenai perekonomian dan hubungan dengan seluruh dunia.

    Namun, mereka yang mendukung Pezeshkian “tidak mengharapkan keajaiban atau solusi cepat namun berharap dia dapat secara bertahap mencegah kondisi semakin buruk,” tambah Manafi.

    Iran telah terguncang akibat dampak ekonomi dari sanksi internasional, yang berkontribusi terhadap melonjaknya inflasi, tingginya angka pengangguran, dan rekor terendah nilai tukar rial Iran terhadap dolar AS.

    Pemungutan suara tersebut juga dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan regional mengenai perang Gaza antara Israel dan Hamas dan ketegangan diplomatik mengenai program nuklir Iran.

    Pezeshkian, seorang ahli bedah jantung yang vokal dan telah mewakili kota Tabriz di parlemen sejak tahun 2008, menjadi pemenang berkat “catatannya yang bersih tanpa tuduhan korupsi keuangan,” kata Manafi.

    Baca Juga :   PPIH Fasilitasi Jemaah Haji Sakit Ziarah ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI