Perinciannya, satu Perusahaan asal China yakni Citic Cobstruction dan dua Perusahaan properti asal Malaysia yakni Maxim dan IJM. Citic Construction yang juga tergabung dalam Konsorsium Nusantara bersama dengan PT Risjadson Brunsfield Nusantara akan membangun sebanyak 60 tower rusun untuk Kementerian Pertahanan dan Keamanan.
Adapun, konsorsium Nusantara tersebut dilaporkan berkomitmen membangun 60 tower rusun dengan nilai investasi sebesar Rp30,8 triliun.
Selanjutnya, perusahaan properti asal Malaysia yakni IJM Corporation Berhad juga diketahui bakal membangun 20 tower hunian ASN di IKN dan Maxim Properties akan membangun 10 tower hunian ASN.
Akan tetapi, dalam informasi terbaru minat investasi asing yang bakal dibangun lewat skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk sektor hunian di IKN itu masih terganjal masalah biaya.
Pasalnya, nilai pengembalian investasi tersebut diklaim masih terlalu mahal.
“KPBU rusun ASN [di IKN] itu menurut saya itu kan mahal, cost of money-nya bisa 2-3 kali lipat [dari total nilai investasi],” kata Basuki saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Bahkan, Basuki menyebut biaya pengembalian investasi untuk sektor hunian tersebut dinilai jauh lebih mahal bila dibandingkan dengan bunga kredit sindikasi perbankan. Sehingga, Basuki menegaskan hingga saat ini pihaknya masih mengkalkulasikan hal tersebut.
“Jadi masih kita hitung betul, mendingan loan karena masih kecil bunganya,” pungkasnya. (berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi